Potensi DBD di Musim Hujan Dikes Loteng Himbau Masyarakat Tetap Waspada

NTB EXPOSE. Lombok Tengah – Saat ini dibulan Desember 2024 musim hujan sedang berlangsung  dimana kemungkinan akan ancaman Demam Berdarah Dengue ( DBD ) dikhawatirkan terjadi, hal tersebut perlu diwaspadai mengingat curah hujan dan cuaca yang tidak menentu, diperkirakan akan berlangsung sampai awal tahun 2025 mendatang. Hal tersebut diakui oleh beberapa warga di kecamatan Jonggat Lombok Tengah kepada media baru-baru ini.

” Ya sekarang musim hujan sedang berlangsung, kami khawatir ancaman DBD mengintai warga, kami berharap pihak terkait dalam hal ini pemerintah daerah kabupaten Lombok Tengah melalui Dinas kesehatan melakukan penanganan langkah antisipatif dan juga langkah langkah lainnya yang dipandang perlu,” kata Sukmajaya salah seorang warga Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat kepada media baru baru ini

Disisi lainnya dari informasi yang dihimpun media belum lama ini menyebutkan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga November 2024 mencapai 182 kasus atau menurun jika dibandingkan dengan kasus DBD 2023 yang mencapai 230 kasus di wilayah kabupaten Lombok Tengah.

Ini menandakan adanya tren penurunan kasus Demam Berdarah Dengue pada 2024 ini sebanyak 21 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Lombok Tengah melalui Putrawangsa selaku Kepala Bidang P3KL Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Lombok Tengah.

Pada periode peralihan musim kemarau menuju musim hujan saat ini hingga mendekati awal tahun 1025, diyakini belum ada kasus yang terjadi dan diharapkan pada Desember 2024 tidak ada kasus DBD, walaupun diakui biasanya DBD itu terjadi pada Januari hingga Maret atau saat puncak musim hujan yang terjadi setiap tahunnya.

Untuk itu pihaknya selalu waspada melakukan pencegahan sejak dini dengan membuat surat edaran kepada pemerintah desa maupun para kader posyandu dan Dinas Pendidikan untuk tetap waspada guna melakukan pencegahan terhadap potensi kasus DBD yang disebabkan melalui gigitan nyamuk aides aigepty.

Dijelaskan Putrawangsa menjaga kebersihan lingkungan itu harus tetap dilaksanakan agar tidak terkena DBD dan juga potensi potensi penyakit lainnya yang berkaitan dengan cuaca dan dampak lingkungan dimusim hujan

Ketika ada kasus DBD tidak serta merta langsung kita melakukan fogging sesuai kehendak masyarakat karena fogging dilakukan untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa bukan jentik,” jelasnya.

Selain itu diharapkan kepada masyarakat melakukan pencegahan dini dengan melaksanakan PSN ( Pemberantasan Sarang Nyamuk ) dengan melakukan Gerakan 3M yakni membersihkan tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali sampah plastik yang memiliki potensi jadi perkembangbiakan nyamuk yang menularkan DBD. Selain itu Program 3M tersebut harus tetap dilaksanakan masyarakat.

Sedangkan Fogging itu langkah terakhir dalam penanganan kasus DBD yang terjadi, dan mudah- mudahan kekhawatiran tentang acmaan DBD dimusim penghujan ini tidak terjadi,” katanya.(Ntbexpose/03)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *